Assalamu'alaikum... Semoga ikatan ukhuwah dapat terjalin di sini. Meski raga tak saling bertemu, tapi hati saling terpaut..
RSS

Peran Orangtua Dalam Membangkitkan Fitrah Seksualitas Pada Anak






“Fitrah seksualitas harus tumbuh beriiringan dengan fitrah yang lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan sosialitas, sehingga anak tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungannya.”

Pendidikan seksual memang amat sangat penting untuk diberikan sedini mungkin untuk menghindari pelecehan seksual, pergaulan bebas, penyimpangan seksual, dan penularan penyakit kelamin. Semua ini bisa dimulai dari dalam keluarga terutama dari kedua orangtuanya. Peran orangtua sangat penting dalam tumbuhnya fitrah ini. Pendampingan yang tepat akan dapat membawa anak memahami fitrahnya. Salah satu yang menjadi sorotan diskusi dengan PG 3 hari ini tentang menyikapi anak pada masa Aqil Baligh yang sedang mencari jati diri.

Bagaimana cara menghadapai anak pada usia baligh agar terhindar dari pergaulan bebas?
Seks di abad ini telah dikemas dalam berbagai media, mulai dari media cetak, audio visual, sampai kelompok eksklusif yang kegiatan utamanya adalah menyelenggarakan berbagai acara berbau seks. Abdullah Nashih Ulwan pernah menyatakan bahwa:
  sering kita mendengar anak-anak gadis yang bertahun-tahun berada dalam keadaan tidak suci karena mereka tidak mengetahui hukum berkaitan dengan haid dan jinabah. Sering kita mendengar anak laki-laki yang sudah mencapai usia remaja, dalam kondisi jinabah sering mereka tidak mengetahui hukum yang timbul akibat adanya mimpi dan jinabah. Mungkin saja anak gadis dan pemuda itu mendirikan shalat dalam keadaan jinabah, sementara keduanya mengira bahwa mereka telah menunaikan hak ketaatan dan ibadah.

Jika melihat penjelasan di atas, bahwa kejadian yang seharusnya tidak terjadi pada para remaja, jika orang tua, sejak dini telah mengenalkan hukum-hukum seputar pendidikan seks kepada para remajanya, sebelum memasuki usia baligh.
“Islam memberikan beban kepada kedua orang tua untuk berterus terang kepada anak dalam urusan yang penting seperti ini, sehingga mereka senantiasa memiliki kesadaran yang sempurna dan pemahaman yang mendalam berkenaan dengan segala yang terkait dengan kehidupan seksual dan kecenderungan birahi mereka. Serta segala implikasi kewajiban agama dan beban syari’at”.

Selain itu membangun bonding dengan anak sedini mungkin akan membuat benteng tersendiri untuk anak-anak. Bonding akan melahirkan trust, ketika sudah ada trust otomatis akan ada keterbukaan & komunikasi produktif bisa berjalan.

Dapat disimpulkan ketika menekan hawa nafsu dengan Fiqih praktis dan ikatan bonding akan melahirkan kepercayaan diri yang membangun keterbukaan dan komunikasi produktif.
Saya jadi berpikir dan membayangkan ketika Nayy nanti mulai mengalami tahap Baligh, apa saja yang harus saya bekalkan. Tidak akan pernah rela ketika Nayy salah dalam melangkah (naudzubillah). Dan mulai sekarang harus saya persiapkan semua untuk mendampingi Nayy memahami fitrah nya secara benar. Semoga ketika hari itu datang, Nayy sudah paham bagaimana menyikapinya dengan baik dan benar sehingga tidak salah ketika melangkah.

============================================================

Sebenarnya masih ada 2 bahasan lagi yang juga menarik pada diskusi kali ini. Berikut saya cuplikan jawaban dan tanggapannya yaa…

Pertanyaan 1 :
Bagaimana menyikapi kalau seandainya ada kluarga yang  karakter ibu lebih tegas, berani, lbih memimpin dalam keluarga di banding ayahnya yg lbh dominan sifat lembut dan penyayang nya. Peran dalam pembentukan karakter Seksualitasnya bagaimana ya mb? Apakah ada dampak seandainya peranan ayah ibu  itu tertukar sprti itu?

Tanggapan anggota PG3:
Pertama, idealnya peran maskulin ayah & feminim ibu harusnya diselaraskan sesuai fitrahnya dulu dgn tazkiyatun nafs, cleansing & healing sebelum menikah/memiliki anak
Namun bila kenyataannya peran ayah & ibu seperti dunia terbalik (ayah lembut & ibu tegas), maka bisa dijelaskan ke anak bahwa seorang perempuan itu memang adakalanya tegas. Toh setegas2nya seorang ibu pasti lebih dominan perasaannya, upayakan saat sedang bersama anak ini kita menjadi sosok yg penyayang. Sebenarnya ini bisa dilatih kog.
Dan seorang lelaki juga harus memiliki sifat lembut. Karena dalam tubuh lelaki, selain terdapat kromosom Y yg membawa sifat kelelakian, juga ada kromosom X yg membawa sifat lembut, penyayang

Kedua, orang tua harus memahami & membicarakan soal fitrah seksualitas ini secara kompak sebelum mengajari anak. Istilahnya, dimulai dari diri sendiri baru ke anak

Ketiga, selalu bilang ke anak bahwa seorang lelaki tu idealnya tegas, maskulin tetapi harus punya sifat lembut. Karena lembut itu beda dgn lembek. Dan kepada anak perempuan, jelaskan bahwa dalam diri seorang perempuan, Allah membekali sifat penyayang, keibuan & lembut. Tetapi ia harus tegas. Perlu digarisbawahi tebal2 juga bahwa tegas itu beda dgn galak

Keempat, pendidik itu tak cuma ayah & ibu, tetapi juga support system yg ada. Sambil membenahi diri, ayah & ibu juga bisa memberi contoh figur fitrah gender dgn cerita2 islami beserta seabrek sifat2nya, dan ketika si anak masuk ke sekolah, ia bisa juga mengenal guru2 yg berperan sesuai fitrahnya. Intinya, ayah & ibu harus terlebih dulu berbenah & terus berbenah demi keutuhan fitrah anak-anaknya.



Pertanyaan 2:
Gimana caranya biar anak tidak melakukan pacaran ? yang berujuang sex bebas.
Dorongan seorang anak pacaran itu apa sih mbak ? biar bisa di antisipasi dr sekarang
selain pendekatan agama.

Tanggapan PG3:
ara nya dengan memberikan nilai, norma, dan ajaran agama...dalam ajaran agama sudah sangat jelas mengatur pergaulan antara lawan jenis
Kita sbg ortu jg harus memberikan sex education yang tepat dan bersumber terpercaya...
Dan yg paling penting kita hrus memposisikan diri sbg TEMAN bagi anak remaja

Beberapa alasan remaja ingin pacaran diantara nya :
1. Sbg ajang percobaan atau memnuhi rasa penasaran
2. Pacaran dg dalih persaingan dg teman
3. Pacaran dg alasan agar sama dg teman2nya yg lain
4. Pacaran dg alasan ingin melakukan hub layaknya suami istri (naudzubillahimindzalik)
5. Pacaran sbg life style
6. Pacaran krn kasihan dg teman lawan jenis nya
7. Pacaran dg alasan harta
8. Pacaran krn ingin pamer pnya pacar cantik/ganteng
9. Pacaran dg alasan agar lbih semangat bljr

Ketertarikan terhadap lawan jenis termasuk fitrah seksualitas, sebuah kewajaran, terima dulu. Kalau tertarik dengan yang sejenis kan malah repot urusannya 🤭.

Komunikasi dua arah yang baik, ingatkan anak adab bergaul dengan lawan jenis, terus berikan pemahaman tanggungjawab moral dalam pergaulan.

Kalau menurut dr. Boyke, saat anak menyampaikan mengenai ketertarikan terhadap lawan jenis, maka Orangtua wajib untuk mengingatkan anak agar menambah tanggungjawab dirinya sebagai umat beragama. Bila muslim ya ajarkan untuk makin meningkatkan ibadah sholat misalnya, yang Nasrani dengan sering datang ke gereja dll.

Pada saat anak membawa topik ini, juga merupakan saat yang paling tepat bagi orangtua untuk menyampaikan tentang sex education secara lebih mendalam. Ajarkan mengenai sistem organ seks, proses kehamilan & persalinan, safe sex (bukan hanya perkara menghindari kehamilan namin lebih pada penyakit seksual).

Kuncinya, jadikan ayah sebagai "pacar" anak perempuannya dan ibu sebagai "kekasih" anak lelakinya.

*Review Kelompok 3, Bunda Sayang, IIP
*Fitrah Seksualitas Anak

0 komentar:

Post a Comment