Assalamu'alaikum... Semoga ikatan ukhuwah dapat terjalin di sini. Meski raga tak saling bertemu, tapi hati saling terpaut..
RSS

Hanya Seorang Guru TK


Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata profesi “Guru TK” …
*ohh,, hanya guru TK
*gampanglah kerjaannya,, cuma  ngajari anak nyanyi-nyanyi doang kan??
*hmm.. ilmunya ga harus tinggi-tinggilah,, lulus SMA juga bisa kok langsung jadi guru TK
*jadi guru TK mah gampang…
*iihh,, ga level banget lah yaaa…

Dan mungkin masih banyak cibiran yang lain… (tapi saya mencoba khusnudzon saja lah,,, guru TK itu sangat berjasa ^_^)
Begitu pula yang saya rasakan saat mencoba untuk mengambil jurusan PAUD alias Pendidikan Anak Usia Dini, mungkin juga beberapa teman saya merasakan..hehe (belum survey soalnya… ^_^v)
“Sekarang kuliahnya ambil jurusan apa??” Tanya seseorang yang disamarkan namanya kepadaku..
“Ambil jurusan PAUD ^_^.” Jawabku dengan bangga dan senyuman …hehe
“PAUD tuh apa??” (itu pertanyaan kedua yang paling sering dilontarkan kepadaku setelah ku jawab pertanyaan pertamanya)
*&#$@#&^%$#*#@%^#@$.... -_-“ (dalam hati,, ga gaul banget sih loe ga tau PAUD,.. hehe *ga gitu juga dink… paling cuma tarik napas aja dan menghibur diri… ohh mungkin dia belum pernah ke PAUD ^_^)
“PAUD itu Pendidikan Anak Usia Dini mas/ mba,,, klo dulu dikenal dengan nama PGTK ^_^” dengan senyum lagi…
“Ohh ya ya ya,,, lha terus mau jadi apa?? Cuma guru TK dong?? Kok ga ambil jurusan lain aja sih,, apalagi kan kamu IPA..” tanya nya lagi..
Aappaa cuma guru TK??? Trus kenapa klo aku anak IPA?? Ga boleh gitu ambil
jurusan sosial?? Weeeiiissshh,, hampir naik pitam ini saya,,, tapi sabar…sabar… sabar… namanya juga belum tau >,<
 “Soalnya saya suka anak kecil mba/ mas. “ Itu jawaban polos yang bisa aku lontarkan saat itu cz belum memahami benar apa prospek di jurusan PAUD itu..hehe

Yahh,, itu sedikit pembuka untuk bahasan kali ini… (lebih tepatnya curcol pembuka… hehe)
Mungkin masyarakat kebanyakan memandang rendah profesi guru TK yang dianggapnya hanya mengajarkan menyanyi saja kepada anak, menunggui mereka bermain, menyediakan kertas untuk menggambar,, atau apa pun itu…
Hal itu terjadi karena ketidaktahuan mereka ,, jadi jangan menilai sesuatu hanya dari satu sudut pandang saja… (sok bijaksana banget nih.. hehe)
Menjadi guru TK bukan sekedar mengajari anak menyanyi, menggambar, mewarnai, menulis… tapi lebih dari itu. Semua ilmu tentang aspek perkembangan anak dari mulai Kognitif, Fisik-Motorik, Sosial-Emosional,  Bahasa, Seni, Moral dan Nilai Agama harus dikuasai oleh seorang guru TK.. betapa hebatnya perjuangan seorang guru TK itu yaaakk??
Kenapa begitu??
Karena di masa itulah (yang biasa disebut “Golden Age”) seluruh aspek perkembangan anak berkembang sangat pesat. Maka dari itu, mereka membutuhkan stimulus yang tepat agar dapat berkembang dengan tepat pula.

Sungguh bisa dikatakan berat mungkin tugas seorang guru TK. Mereka diibaratkan membuat fondasi untuk selanjutnya akan didirikan bangunan yang menjulang nantinya. Jika fondasi itu sudah salah dan konturnya tidak kuat,, maka sangat mustahil bangunan di atasnya bisa berdiri menjadi gedung tinggi pencakar langit.
Begitupun dengan guru TK,, saat tidak mampu memberikan stimulus yang tepat sesuai dengan perkembangannya, pertumbuhan anak di kemudian hari pun akan mengalami gangguan (gangguan di sini bukan berarti idiot lho ya,, tapi bisa jadi kurang maksimalnya perkembangan salah satu aspek di atas). Klo soal idiot itu ada bahasannya sendiri. Akan tetapi juga bukan seratus persen itu kesalahan guru TK klo aspek-aspek perkembangannya berkembang kurang maksimal, ada faktor pengasuhan orang tua yang mungkin tidak sejalan dengan yang sudah diusahakan oleh guru di sekolah, faktor lingkungan juga bisa. 

Selain itu, persiapan untuk mengajar pun tidak cukup 1-2 jam saja. Mau tau apa aja persiapannya??
Gini nih: 
  • Mulai dari pagi, guru-guru TK sudah di sekolah beberapa jam lebih awal dari pada anak-anak agar saat anak datang sudah ada yang menyapanya dan sudah menata/ menyiapkan media yang nantinya akan dipergunakan dalam kegiatan anak.
  • Menyapa anak dengan senyuman yang tulus meski mungkin sang guru ada masalah sebesar gunung (*alay dikit deh..hehe)
  • Saat kegiatan bermain sambil belajar (bukan belajar sambil bermain lho ya,, *silahkan direnungi perbedaannya ^_^v), guru dengan sabar menghadapi segala ke-aktifan anak dan harus bisa meresponnya agar anak tidak merasa diabaikan..
  • Saat anak-anak istirahat,, jangan pikir guru-guru TK bisa isritahat layaknya guru SD, SMP, ataupun SMA... Mereka tetap masih berkegiatan menjaga anak-anak yang berlarian kesana kemari, menjaga anak yang panjat sana panjat sini, memberikan pembiasaan anak untuk toilet training, dan siap tanggap dengan keadaan yang tiba-tiba membutuhkan otak berpikir untuk bisa menyelesaikannya (seperti anak bertengkar, anak berebut, anak jatuh)
  • Saat waktu pulang sekolah datang, guru TK pun belum bisa langsung pulang. Mereka masih menjaga anak-anak yang belum dijemput orang tuanya dan memastikan yang menjemput anak adalah orang tua ataupun kerabatnya (ingatkan,,, kasus penculikan anak dengan modus menjemput anak di sekolah??).
  • Nah,, setelah anak-anak dijemput semua.... oowwww guru TK pun belum bisa pulang,,, beliau-beliaunya masih merapikan media yang telah digunakan anak-anak hari itu dan kembali menyiapkan media untuk hari esok. Belum lagi kalo ada rapat ^_^ tambah sore gak tuh pulangnya... dahsyaatt ^_^
  • Sampe rumah,, akhirnya bisa istirahattt.... ooohhh, belluuummm... sang guru-guru hebat itu masih membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian) untuk hari esok. Jangan pikir itu gampang yyyaaa.. Itu membutuhkan pemikiran yang lumayan lho. Guru harus memikirkan semua aspek perkembangan apakah sudah bisa menstimulus semua aspek atau minimal 3 lah dalam satu hari kegiatan tersebut?? 
  • Setelah itu,, guru-guru belajar dengan materi yang akan disampaikan esok,, biar klo ada pertanyaan dari anak-anak bisa menjawab dan tiada mengarang bebas ^_^ (misalnya, materi hari esok itu dengan Tema: Hewan Peliharaan, Sub Tema: Kelinci, nah guru harus belajar tuh kelinci itu apa, makanannya apa, kenapa telinganya panjang, kenapa berbulu, kenapa matanya ada yang merah, dan kenapa-kenapa yang lainnya, kemudian bisa mengemasnya dalam cerita, permainan, lagu-lagu, tepuk-tepuk, dan variasi lain agar anak tidak merasa bosan) wuuuiiiisshhh... subhanalloh <Guru TK harus bisa menguasai semua ilmu kaannn,, jadi salah besar klo menganggap menjadi guru TK itu tidak perlu pintar-pintar>
  • Belum sampai di sini ternyata kisah Guru TK (ciieee,,, >,<) hhaaahh?? apa lagi?? klo hari esok masih membutuhkan media tambahan/ di sekolah belum ada seperti sayuran, gambar, atau benda konkrit lainnya (karena anak di usia tersebut masih membutuhkan benda-benda konkrit untuk belajar)... misal dalam tema tersebut membutuhkan makanan kelinci (wortel atau sayuran yang biasa dimakan kelinci) atau jika memungkinkan kelincinya langsung yang harus dibawa... Guru TK harus mencarinya untuk mendukung pembelajarannya esok. Tidak jarang untuk mempersiapkannya,, uang kantong sendiri rela dikeluarkan demi anak didiknya... (Jadi bapak presiden dan menteri,, perhatikan nasib Guru TK yaakk,, karena fondasi dasar para petinggi itu juga berawal di Pendidikan Anak Usia Dini kaaann?? hehehe) ^_^
  • Alhamdulillah... setelah itu akhirnya Guru TK bisa beristirahat sejenak untuk mempersiapkan hari esok berkegiatan bersama dengan anak-anak lagi... (bisa dibilang,, kegiatan Guru TK 24 jam mengabdi)
 Subhanalloh,, tidak menyangka ya perjuangan Guru TK sangatlah mulia...

Kelelahan mereka tak ada artinya saat bisa melihat anak didiknya tumbuh menjadi pribadi yang berhasil. Teringat kata seorang dosen (terima kasih Bu Ina,, sangatlah menginspirasi): "Lebih baik melihat anak menangis hari ini untuk membelajarkan mereka daripada kita yang menangis kelak karena melihat tingkah mereka yang amoral (tidak bermoral)."
 
Hhmmm,,, masih menganggap remeh profesi guru TK??
Salah sedikit,, dosa selamanya itu.. hehe
Sering terlontar candaan dengan teman sekelas dan dosen-dosen: “Wah,, kita bakalan jadi nomer satu yak klo masuk surga.. kan kita menanamkan kebaikan ke anak-anak dan dibawa seumur hidupnya. Tapi klo kita salah,, bakalan nomer satu juga masuk nerakanya..” naudzubillah klo yang masuk neraka,, saya ga ikutan deh,,hehe.. semoga kebaikan yang senantiasa kita ajarkan kepada calon-calon penegak kebenaran kelak,, aamiin. ^_^

Mulai sekarang cobalah untuk menghormati setiap profesi terpuji,, karena tidak ada profesi sepele di hadapan Alloh jika itu benar-benar diniatkan untuk beribadah kepadaNya saja.
Mulai sekarang juga,, ayyoo calon guru-guru PAUD persiapkan diri kita untuk bisa menjadi seorang guru yang sebenarnya. Guru yang tidak hanya di hadapan anak saja bersikap sopan dan santun tetapi di hadapan semua orang. Bukan hanya penampilan yang dijaga, tetapi juga sikap dan tutur kata. Sekali lagi,, bukan hanya di hadapan anak saja, tapi semua orang… (Jangan bermuka dua yaa ibu guru ^_^).
Salam senyum, semangat, dan ceria ^______^

sekilas info: guru2 TK di luar negeri adalah para profesor... di negara kita kapan yaaa?? ^_^,, menjadi PR untuk kita semua para sahabat yg peduli AUD (Anak Usia DIni) ^^. Tapi ga jadi masalah, meski bukan profesor gapapa... yang penting ilmunya minimal setara profesor dan mengerti stimulasi untuk perkembangan AUD. ^_^ *mekso
 
Salam Pena Penuh Ukhuwah
Niven Ayu

#Saat Melihat Realitas#
がんばってください

5 komentar:

Anonymous said...

semoga kelak kita bisa mendidik tunas-tunas bangsa dengan tulus ikhlas dan melahirkan keikhlasan juga.. aamiin...
(niven)

Nciz said...

waaaawww... Subhanallah mbak....

Niven Ayu said...

yupz... semoga kita bisa yak is...

Fajriyah Deswita S said...

jadi guru tk ada test nya kah? Kalo lulusan sma gimana ya? Adik aku ada yg mau jd guru tk..

Niven Ayu said...

@ Mba Fajriyah Deswita... Ada tes atau tidaknya menjadi guru TK itu tergantung pada kebijakan TK masing2. Misal seperti TK di tempat saya diamanahi sekarang, ada tes baca Al Qur'an, hafalan Al Qur'an, dan training selama 2 bulan. Sebenarnya siapapun bisa menjadi guru TK. akan tetapi, yang mempunyai ilmu tentang anak (psikologis,tau tentang tahap perkembangan anak) kalau menurut saya lebih diprioritaskan. Agar anak tidak menjadi bahan coba2 karena tidak adanya ilmu tentang perkembangan anak. Anak itu ibaratkan fondasi sebuah bangungan, jika konstruksi fondasinya tidak kuat atau salah bahan, maka bangunan di atasnya akan menjadi rapuh dan cepat rusak. Wallau'alam.. ^_^

Post a Comment