Gender biasa diartikan dengan
suatu pembeda antara laki-laki dan perempuan. Banyak para ahli yang mengartikan
bahwa gender merupakan suatu aturan baik dalam hal budaya, hukum sosial, maupun
sifat yang melekat pada laki-laki maupun perempuan.
Suatu hal yang dapat dengan jelas
diperhatikan yaitu perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan. Laki-laki
dengan penisnya dan perempuan dengan
payudaranya. Serta ketika dewasa, laki-laki akan mempunyai jakun dan beberapa
mempunyai kumis ataupun jenggot.
Lalu bagaimana menjelaskan hal
ini kepada anak?
Kita bisa menjelaskan dengan kata
ilmiahnya bukan kata kiasan yang sering kita dengarkan pada masyarakat. Misal
mengatakan penis ya katakan saja kepada anak bahwa itu namanya penis bukan “burung”
atau yang lainnya karena akan membingungkan anak (burung adalah nama binatang,
sedangkan penis bukan nama binatang). Begitu juga dengan penyebutan alat kelamin
perempuan, ajarkan dengan menyebut secara bahasa ilmiah yaitu vagina. Mungkin hal
ini menjadi tabu karena mungkin kita pun menabukan hal ini. Lakukan dengan komunikasi
produktif terhadap anak. Pahami gaya belajar anak sehingga kita bisa
menyampaikan sesuai dengan gaya belajarnya.
Sejak kapan anak dikenalkan
dengan gender?
Jawabannya sejak usia 0 bulan
dengan melakukan pendekatan sesuai dengan tahapan usianya. (Selengkapnya akan
dijelaskan pada posting selanjutnya, sesuai dengan materi ^_^)
Sedikit tentang pendekatan untuk membangun Fitrah Seksualitas Anak:
Gender Dalam Pandangan Islam
Islam pun membahas tentang gender
ini. Dari hal pensuciannya, auratnya, maupun hal lain yang mengatur
masing-masing. Pada pensuciannya, seperti yang telah kita ketahui ada hadits
yang mengatakan bahwa ketika terkena air kencing bayi laki-laki cukup
dipercikan air saja, sedangkan jika terkena air kencing perempuan harus dicuci.
Begitu pula dengan aurat. Batasan
keduanya berbeda. Jika laki-laki cukup menutup aurat dengan batas atas pusar
sampai bawah lutut, sedangkan perempuan seluruh anggota tubuh kecuali muka dan
telapak tangan.
*Review kelompok 1, Kuliah Bunda
Sayang, IIP
0 komentar:
Post a Comment