Kali ini, saya kan bercerita tentang persahabatan Pink, Purple, dan Blue.
Pada hari itu tertanggal 18 Mei 2012. Satu hari yang mungkin tiada pernah terlupakan oleh mereka bertiga. Hari itu, Pink dan Blue berniat untuk memberikan kejutan kepada Purple. Pink dan Blue pergi ke rumah Purple tanpa sepengetahuannya karena pada saat itu Purple sedang pergi untuk melaksanakan suatu amanah. Pada momen itulah Pink dan Blue menyelinap ke rumah Purple tapi atas izin ibunda Purple tercinta. Segala persiapan sudah mereka lakukan(lengkap pokoknya, sesuai dengan rencana walau ada sedikit yang kurang.. namanya juga manusia ^_^v). Kejutan apakah itu?? Saya juga tiada tau,, biarkan itu menjadi rahasia mereka bertiga ^_^. Katanya sih pake acara manjat-manjat segala,, tiup-tiup,, adu argument,, bingung meletakkan dan lain-lain.. (orang yang aneh).. hehe
Semua telah siap dan tinggal menunggu Purple pulang. Saat detik-detik terakhir untuk
menyelesaikan satu ornament yang belum terpasang, tiba-tiba hape ibunda Purple berdering dan mereka sontak terdiam, takut suara mereka ikut masuk ke dalam jaringan hape yang mungkin Purple di ujung telepon itu ^_^. Namun, diamnya mereka diikuti diamnya ibunda Purple yang tiba-tiba raut mukanya berubah menjadi sendu dan mengisyaratkan kekhawatiran yang nyata. Mereka berdua pun bertanya-tanya siapakah yang sebenarnya menelpon dan apa yang terjadi?? Tak lama kemudian mata yang memancarkan penuh akan kasih sayang itupun berubah menjadi penuh dengan genangan air mata yang dicoba untuk ditahannya agar tidak menetes. Mereka berdua pun memberanikan diri bertanya… Dan apa yang terjadi???? Ada suatu musibah yang menimpa Purple. Pink dan Blue pun saling bertatapan bingung mau berbuat apa. Mereka hanya bisa menenangkan ibunda Purple yang sudah dapat dipastikan khawatirnya bukan main terhadap anak yang paling disayanginya itu. Benar saja,, kepanikan itu bertambah ketika Purple tidak mengatakan hal sesungguhnya yang menimpa dirinya dan hanya meminta agar ayahnya menyusulnya di suatu tempat.Saat ibunda Purple mencoba untuk menelpon Purple ke nomer hapenya, ternyata hapenya tidak aktif dan memang pada waktu itu Purple menelpon ibundanya tidak menggunakan hapenya sendiri. Raut kepanikan semakin menjadi-jadi, Pink dan Blue mencoba menenangkan ibunda Purple walau sebenarnya mereka pun ikut panik juga. Sekuat tenaga mereka ubah wajah paniknya dengan wajah seolah tak ada apa-apa yang terjadi dengan Purple.
“Mba, ga biasanya Purple begini.. wah saya jadi tambah ga enak perasaannya. Dia kenapa ya mba?? Ya Alloh… hapenya ga aktif juga ini…” kurang lebih seperti itu nada khawatir ibunda Purple.
“InsyaAlloh gapapa buk, mungkin ban motornya bocor..” Kata Blue menghibur
“Iyya buk,, atau mungkin hapenya ilang gitu buk,, jadi butuh bantuan ayah untuk kesana.” Kata Pink dengan alasan yang kurang mutu… haha (dipikir lagi, apa hubungan ayah disuruh ke sana sama hape ilang,, kan bisa bilang di rumah nanti -_-“)
“Nggak mungkin mba,, biasanya Purple bilang klo ban nya bocor atau ada apa-apa pasti kasih alasan kenapa dia telpon,, tapi sekarang nggak mba…” tukas ibunda Purple sambil berlinangan air mata..
Mau kasih alasan apa lagi biar ibunda Purple tenang yak… pikir Pink memutar otaknya (wwiiddiihh ngeri, otak nya diputer,, hehehe)
Akhirnya cuma bisa bilang, “Bapak juga udah kesana kok buk,, InsyaAlloh Purple ga papa… Ibu tenang aja ya.. “ Kata Pink…
“Iyya buk,, ibuk tenang ya” sambung Blue…
Blue coba untuk menghubungi hape Purple,, tapi hasilnya sama… Tidak aktif.. Pink juga coba untuk sms,, tapi pending juga…
Wweeiiisshh,, semakin panik nih,, mana ayahanda Purple yang sudah dari tadi pergi untuk menemui Purple seketika setelah mendengar kabar itu belum juga menghubungi kami sebenarnya ada apa… Huuufffttt,,, “Ya Alloh semoga perasaan ku salah”kata Pink dalam hati…
Akhirnya mereka bertiga tenggelam dalam keheningan, ibunda Purple masuk kamar baca tilawah, begitu pun dengan Blue,, sedangkan Pink sibuk mengirim sms berusaha untuk mencari tau dari teman-teman Purple yang lain.. Dia berpikir mungkin Purple sedang bersama mereka.. Tapi tetap sama,, hasilnya nihil..
Beberapa saat kemudian hape Ibunda Purple berdering dan langsung diangkat… Blue dan Pink terperanjat dan mendekat ke arah ibunda Purple.. “Lho kok jadi tambah nangis,, kenapa??” kata Pink dalam hati. Hape kemudian diberikan kepada Blue,,, Blue mencoba berbicara dengan Purple yang berada di ujung telepon itu, “Kamu kenapa?? Oh ya ya,, aku kesana sekarang ya…” Kata Blue membalas perkataan Purple. Sementara Pink cuma bisa menenangkan ibunda Purple yang sejak tadi menangis tiada henti.
Pink tanya,”Kenapa??” (secara dia tidak tau sebenarnya apa yang dibicarakan Purple dan Blue di telepon)
“Hmm.. Purple jatuh.” Katanya lirih berharap biar ibunda Purple tidak mendengar. Tapi sia-sia,,, perasaan seorang ibu tidak bisa dibohongi. (Subhanalloh)
“Sekarang, aku mau jemput Purple dulu yak.. Kamu disini aja nemenin Ibuk…” kata Blue lagi,, sambil menuju garasi.
“Iyya,, kamu hati-hati ya..” Kata Pink
“Hati-hati aja ya mba,, jangan ngebut…” Ibunda Purple ikut mewanti-wanti..
“Iyya buk,,” Jawab Blue…
Tinggallah berdua Pink dan Ibunda Purple di rumah… Pink sibuk menyelesaikan masakan yang tadi merupakan pekerjaan Blue ^_^ sedangkan ibunda Purple terlihat begitu gelisah keluar masuk kamar dan sesekali membaca ayat suci Al-Qur’an.
“Kok lama ya mba…” kata ibunda Purple kepada Pink yang saat itu telah selesai masak dan ikut tilawah di ruang tamu.
“Iyya buk,, mungkin sebentar lagi.. jalan macet mungkin” kata Pink (alasan yang kurang bermutu lagi,, kan jalan yang dilewati Purple cukup sepi… haha)
“Saya takut,, kemaren tetangga sebelah juga habis kecelakaan.. kepalanya bocor.” Katanya dengan bayangan tetangganya yang baru saja jatuh. Ia takut anaknya mengalami hal yang sama.
“InsyaAlloh gapapa buk,, Purple orangnya kuat kok buk.” Pink mencoba untuk menepis pikirannya yang mulai menyamakan Purple dengan kondisi tetangga itu… (batinnya: Ya Alloh,, Purple ga kaya gitu kan ya Alloh…)
Kemudian ibunda Purple kembali ke kamarnya dan Pink melanjutkan tilawahnya di ruang tamu… Panik dan hati rasanya tidak tenang-tenang sambil sesekali melongok ke luar barangkali motor yang lewat itu Blue dan Purple,, tapi bukan…
Melanjutkan tilawahnya lagi (membaca surat Ar-Rahman),, tak terasa air mata mengalir… Langsung dihapusnya, takut ibunda Purple keluar dan melihatnya… Ia takut menambah panik Ibunda Purple.
Sekitar 45 menit Blue pergi dari rumah,, kemudian terdengar suara motor yang memasuki halaman rumah Purple. Bacaan tilawah Pink terhenti,, dia langsung keluar menjemput Purple dan langsung menanyainya,”Kamu kenapa?? Gapapa kan?” Pink memberondong dengan pertanyaan dan melihat bibir Purple yang membengkak.
“Sst,, aku gapapa kok.” Katanya lirih mengisyaratkan biar Pink tidak melanjutkan pertanyaannya yang akan mengakibatkan ibunda Purple tambah panik jika mendengarnya.
Ibunda Purple pun ikut keluar dari kamar menemui Purple yang waktu itu sudah berada di ruang tamu.
“Mana yang sakit ?? Ada yang luka nggak??” tanya ibunda Purple kepada Purple dengan linangan air mata.
“Nggak papa buk.. Tuh liat,, gapapa kan.. ga ada yang luka kok.” Kata Purple sambil mencoba menggerak-gerakkan tangan dan kakikanya. Sebenarnya dia merasakan sakit di tangan kanan dan kaki kanannya, tapi dia tidak mengatakannya supaya ibunya tidak bertambah panik.
“Tapi itu bibir kamu jadi kayak gitu…” kata Ibunda Purple lagi sambil menunjuk bibir Purple yang memar dan membengkak.
“Ohh ini gapapa kok,, Cuma tadi sedikit nyium aspal aja.. Kan jadi tambah seksi toh.. hehe” Purple mencoba melucu walau sebenarnya sakit juga tuh bibirnya yang dibilang seksi.. ^_^v
“Ada yang luka nggak,, coba liat tangannya.. kakinya..” Ibunda Purple masih mencoba mencari tau apakah masih ada yang luka tersembunyi di tubuh anaknya itu..
“Ga ada buk,, ga papa kan nih coba liat..” Kata Purple sambil membuka kakinya yang tertutup rok dan kaos kaki dan menyingsingkan lengan bajunya agar dilihat ibunya. Tak menyangka ternyata ada sedikit memar di bagian kaki kanan Purple dan ibunya pun melihatnya.
“Lha ini kenapa, itu biru-biru.” Kata ibunda Purple sambil menunjukkan ke memar kaki Purple..
“Ohh ini gapapa kok buk,, Cuma memar dikit aja tapi ga sakit kok,, Nah kalo yang ini kan kaki ku tak kasih kutek biar cantik kaaann??” Kata Purple sambil memutar-mutarkan kakinya dan mencoba melucu kembali dengan memamerkan kuku kakinya yang dikasih pacar kuku itu. Tapi sebenarnya juga dia merasakan sakit,, dan lagi-lagi berusaha untuk menutupi dari ibundanya.. (hmmm,, subhanalloh sekali kau Purple… )
Blue dan Pink yang dari tadi terdiam melihat drama ibu dan anak yang saling mencoba untuk menunjukkan kasih sayangnya masing-masing pun hanya bisa tersenyum kagum kepada mereka berdua. Sungguh luar biasa drama nyata yang dilihatnya di depan mata sendiri itu.. Dalam hati mereka berkata, “Subhanalloh… “
Akhirnya ibunda Purple pun mencoba untuk percaya bahwa anaknya baik-baik saja, entah mungkin supaya anaknya berhenti menyiksa dirinya untuk meyakinkan bahwa dia baik-baik saja atau dia akan membahasnya lagi nanti setelah ia tenang...-_-… Namun, yang paling bisa dipercaya bahwa hati seorang ibu tidak akan pernah bisa dibohongi. Meski anaknya bilang tidak apa-apa dan baik-baik saja, tetapi kalo anaknya merasakan sakit,, ibu juga akan merasakan sakit itu.. Subhanalloh,, ini suatu fitrah seorang ibu yang diberikan oleh Alloh SWT.
Ibunda Purple meninggalkan mereka bertiga di ruang tamu untuk membuatkan Purple segelas susu dan teh untuk diminumnya, mungkin dengan tujuan agar anaknya lebih relax. Tampak wajah Purple menahan sakit saat ibundanya tidak terlihat lagi di hadapannya. Purple berkata, “Hadu, sebenarnya sakiiiittt.” Sambil meringis kesakitan dan dengan nada yang sangatlah pelan, takut ibundanya mendengar rintihannya kepada Pink dan Blue itu. Pink dan Blue pun hanya bisa senyum berat seolah juga merasakan sakit yang dirasakan Purple.
Tak lama setelah mereka bertiga berdiam di ruang tamu saling bertanya apa yang terjadi kepada Purple dengan nada yang sangat amat pelan sekali, akhirnya Purple masuk ke kamarnya meninggalkan Blue dan Pink yang masih tercengang bingung apa yang harus dilakukannya dan tiba-tiba Purple keluar lagi dari kamarnya dengan mengatakan, “ Kalian membuat apa itu di kamarku???” kata Purple sambil keluar dari kamarnya dengan mata yang berkaca-kaca. Blue dan Pink pun baru ingat kalo tujuan mereka ke rumah Purple adalah untuk memberikan kejutan kepada Purple… hehe. (judulnya jadi Purple mengalihkan tujuan Pink dan Blue ^_^).
“Ohh iyya”,, batin Pink berkata dan mulai tersadar dengan tujuan awal mereka ke rumah Purple..^_^. “Ukhttiii,,, Met Milad yaakk.. Afwan kami telat ngucapinnya ^_^” kata Pink sambil memeluk Purple yang air mata terharunya mulai meleleh itu.
“Ohh nggak,, kita emang sengaja nggak ngucapin pas hari H.. hehe” sahut Blue sambil bergantian memeluk Purple.
“Kalian so sweet sekali,, di saat aku butuh kalian,, kalian ada disini.. Aku baru aja jatuh,, dan kalian ada buat menemani aku. Kalian memberikanku kejutan seperti ini saat bibirku menjadi seksi karena mencium aspal ini,,, hikz,,hikz,,,” Seperti biasa,, Purple paling suka menambah-nambahi dengan kata-kata yang menghibur meski yang sakit dia… (orang langka ^_^v)
“Ahh,, ga asik nih,, dikasih kejutan kok malah nangis, pulang aja yuuukk Blue.” Kata Pink sok oneng, yang sebenernya dia juga tau klo Purple nangis karena terharu.. haha (bilang aja mau ikut nangis dengan mengalihkan perhatian,, hehehe)
“Iyya nih,, yuk pulang aja deh.” Kata Blue tambah meledek Purple…
Akhirnya mereka bertiga larut dalam keharuan sebuah persahabatan yang dilliputi cinta karena Alloh semata. Mereka saling bercerita, saling berbagi, saling berdoa bersama, saling merangkai masa depan, dan mengamini setiap impian. Sampai tak terasa waktu jualah yang akhirnya memisahkan mereka untuk sementara kembali ke rumah masing-masing di tengah derasnya hujan dan kencangnya angin yang menggoyahkan fisik mereka. Namun tidak untuk persahabatan mereka, tak kan tergoyahkan dengan terpaan badai yang mereka alami di perjalanan pulang, berharap akan sekokoh karang saat hanya Alloh tujuannya dan jannah harapan bersua kembali..
Di sekitar Arsy-Nya ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada orang-orang yang pakaianya dari cahaya, wajah-wajah mereka pun bercahaya. Mereka bukan para nabi & syuhada. Hingga para Nabi & Syuhada pun iri kepada mereka. Ketika para sahabat bertanya, Rasul menjawab: "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Alloh, saling bersahabat karena Alloh & saling berkunjung karena Alloh (HR:Tirmizi)
Silakan diambil ibrohnya sendiri,,^_^
Dua ibroh besar yang dapat saya tangkap di cerita tersebut, yaitu: (1)Kasih sayang ibu sepanjang jalan,,, sekeras apapun kita mencoba menutupi masalah dalam diri kita, ibu pasti akan mengetahuinya. Fitroh seorang ibu mempunyai perasaan yang halus lagi sensitive. (2) Persahabatan yang berlandaskan karena Alloh semata, insyaAlloh akan dimudahkan olehNya untuk selalu bisa menyambung tali silaturahim sesibuk apapun aktivitasnya dan insyaAlloh kelak kan menempati menara-menara cahaya yang membuat para nabi dan syuhada iri.
Salam Pena Penuh Ukhuwah
Niven Ayu
2 komentar:
fiksi atw real stories..??
penyajian ceritanya unik,,romantic dicampur sdikit komedi..jdi sedikit nano-nano..
tpi ttep fokus saat mdeskripsikan romantic klimaksna,,
@lentera hati
ini real stories dari saya dan sahabat saya ^_^
masih belajar untuk menulis ..hehe
Post a Comment